Kamis, 09 Mei 2013

GERHANA MATAHARI & BULAN DALAM TINJAUAN SYARIAT ISLAM






الحمد لله الذي جعل الشمس ضياء و القمر نورا و قدره منازل لتعلموا عدد السنين و الحساب
أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، الذي بلغ الرسالة، وأدى الأمانة، ونصح للأمة، و جاهد في الله حق جهاده، وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هالك,
اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد،
فيا عباد الله اوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون.
قال الله تعالى في محكم التنزيل، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا الله َحَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Segala puji bagi Allah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw, yang telah menjadi suri tauladan yang nyata dalam setiap dimensi kehidupan, agar kita selamat di dunia dan akhirat.
Pada saat ini kita semua mengalami sebuah fenomena alam, yaitu terjadinya gerhana matahari. Berdasarkan informasi yang dapat dihimpun melalui berbagai media cetak maupun elektronik, khususnya BMKG yang salah satu tupoksinya adalah mengamati posisi bulan dan matahari menjelaskan bahwa akan terjadi Gerhana Matahari Cintin pada tanggal 9-10 Mei 2013. Untuk wilayah Indonesia terjadi pada tanggal 10 Mei 2013 hari ini. Dan khusus untuk wilayah Serang, menurut perhitungan BMKG hanya akan dapat melihat gerhana matahari bagian akhir pada pukul 6:24:49.
Sebagaimana telah disyariatkan dalam ajaran Islam, setiap kali terjadi peristiwa gerhana, baik bulan maupun matahari disunatkan melaksanakan shalat gerhana.
Peristiwa ini hendaknya kita jadikan sebagai peringatan untuk meningkatkan taqwa kepada Allah swt, Tuhan yang mengatur segala keadaan dan kejadian, Dzat Yang Maha kuasa yang kekuasaan-Nya tidak dapat dibatasi oleh siapapun dan kekuatan manapun. Sudah seharusnya kita sebagai makhlukNya untuk menghamba dan mengabdi hanya kepadaNya, tiada tempat berlindung dan meminta pertolongan kecuali kepadaNya. Untuk itu marilah kita jauhkan segala keangkuhan, kesombongan, dan segala macam perbuatan yang mendorong ke arah pensekutuan kepada-Nya. Dengan bekal taqwa inilah yang akan mengantarkan kita kepada keselamatan dan kebahagiaan hakiki baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Luqman ; 29)
Kita telah menyaksikan betapa Allah menjadikan alam seisinya, mengatur peredaran waktu, pergantian siang dan malam, kerapian peredaran seluruh benda langit yang tak terhingga jumlahnya tanpa terjadi benturan antara satu dengan yang lainnya, semua itu memberi pelajaran bagi hambanya untuk senantiasa berfikir mengambil hikmah atas seluruh peristiwa yang terjadi di alam semesta.
Sudah menjadi tugas manusia yang diberi karunia akal fikiran untuk memahami ayat-ayat kauniah yang banyak berbicara tentang alam semesta. Meskipun memiliki bekal yang sangat terbatas, manusia harus mencoba memahami sesuai dengan kemampuannya. Berkaitan dengan ciptaan Allah di seluruh jagad raya ini secara jelas disebutkan dalam Al-Qur’an, misalnya dalam surat Ali Imran ayat 190:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. Ali Imran ; 190)
Sebagai seorang muslim, selain kita melihat gerhana matahari ini sebagai peristiwa alam, kita juga harus meniliknya dari sudut pandang syariat sebagaimana yang dijelaskan dari beberapa Hadits Rasulullah Saw.
Ada beberapa catatan penting yang berkaitan dengan gerhana matahari;
1.       Fenomena alam biasa
Gerhana matahari dan bulan sesungguhnya hanyalah fenomena alam biasa yang dapat diperhitungkan secara alamiah, kapan dan di mana akan terjadi, yang dalam tinjauan Islam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah, dan bukan karena kematian atau kehidupan seseorang, serta bukan karena mitos-mitos, seperti mitos yang berkembang di masyarakat kita. Hal ini sebagaimana Hadits yang diriwayat­kan oleh Imam Bukhori dan Muslim, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
إن الشمس و القمر آيتان من آيات الله عز و جل لا ينخسفان لموت أحد و لا لحياته فإذا رأيتموهما فافزعوا إلى الصلاة (رواه البخاري و مسلم)
Artinya: "Sesungguhnya matahari dan bulan tidaklah terjadi gerhana karena kematian seseorang dan bukan pula karena lahirnya seseorang. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tanda di antara tanda-tanda (kekuasaan) Allah. Apabila kalian melihatnya, maka laksanakanlah shalat." (HR. Bukhari dan Muslim) dalam riwayat yang lain dikatakan maka berdzikirlah kalian kepada Allah.
Memang dalam sejarahnya, Ibrahim (putera Nabi Muhammad) meninggal pada saat terjadi gerhana, sehingga orang-orang mengira gerhana itu terjadi karena kematian anaknya. Itulah keyakinan jahiliyah yang masih ada dahulu. Lantas Rasulullah menegaskan hal tersebut dalam khutbah­nya untuk menepis pandangan yang berkembang di masyarakat saat itu.
2.       Melakukan shalat, memperbanyak dzikir dan istighfar.
Oleh karena itu, yang perlu kita lakukan sebagai seorang muslim adalah melakukan shalat, serta memperbanyak dzikir, sedekah dan istighfar (meminta ampun kepada-Nya), bukan seperti yang dilakukan sebagian kalangan yang sibuk mengabadikan gerhana matahari tanpa melakukan shalat dan mengambil hikmah darinya.
Dalam sebuah Hadits Rasulullah diungkapkan
عن عائشة قالت : خسفت الشمس في حياة النبي، فخرج رسول الله إلى المسجد فقام و كبر و صف الناس وراءه، فاقترأ قراءة طويلة، ثم كبر فركع ركوعا طويلا هو أدنى من القراءة الأولى، ثم رفع رأسه فقال: سمع الله لمن حمده، ربنا و لك الحمد، ثم قام فاقترأ قراءة طويلة هي أدنى من القراءة الأولى، ثم كبر فركع ركوعا هو أدنى من الركوع الأول ثم قال : سمع الله لمن حمده، ربنا و لك الحمد. ثم سجد ثم فعل في الركعة الأخرى مثل ذلك حتى استكمل أربع ركعات و أربع سجدات و انجلت الشمس قبل أن ينصرف ثم قام فخطب الناس فأثنى على الله بما هو أهله ثم قال : إن الشمس و القمر آيتان من آيات الله عز و جل لا ينخسفان لموت أحد و لا لحياته فإذا رأيتموهما فافزعوا إلى الصلاة (رواه البخاري و مسلم)
Aisyah berkata: terjadi gerhana matahari dalam kehidupan Nabi, kemudian Rasulullah pergi keluar menuju masjid melakukan shalat dan orang berbaris di belakangnya, kemudian Rasulullah membaca bacaan yang panjang, kemudian takbir dan ruku yang panjang lebih pendek dari bacaan pertama, kemudian mengangkat kepalanya dan berkata: Allah mendengar orang yang memuji-Nya, Ya Allah Tuhan kami dan bagi-Mu lah segala pujian, kemudian Rasulullah berdiri lagi dan membaca bacaan yang panjangnya lebih pendek dari bacaan pertama, dan kemudian takbir dan ruku yang panjangnya lebih pendek dari ruku pertama. dan kemudian berkata: Allah mendengar orang yang memuji-Nya, Ya Allah Tuhan kami dan bagi-Mu lah segala pujian. Kemudian Rasulullah sujud, dan melakukan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama sehingga sempurnalah empat ruku dan empat sujud dalam satu raka’at sampai tampak jelaslah matahari sebelum selesai. Kemudian Rasulullah berkhutbah: Matahari dan bulan adalah dua dari ayat-ayat Allah (Tuhan) gerhana terjadi bukan untuk kematian dan tidak pula kehidupan seseorang, maka jika kalian melihatnya maka segelah mendirikan shalat (HR Bukhari dan Muslim) dan hadits-hadits lain semakna dengan itu.
Hadits tersebut menjelaskan kepada kita tentang tata cara shalat gerhana, yang terdiri dari dua rakaat, dan setiap rakaat terdiri dari dua ruku dan sujud dengan anjuran bacaan dan ruku yang panjang. Namun hal tersebut hendaknya tetap mempertimbangkan kondisi serta kemampuan yang ada.
Berkaitan dengan teknis pelaksanaan shalat gerhana yang lain adalah;
a.       Hukum shalat gerhana itu sendiri adalah sunnah sebagaimana diungkapkan para ulama berdasarkan hadits-hadits Rasulullah Saw.
b.      Berkaitan dengan perempuan, dalam hadits yang lain diungkapkan bahwa shalat gerhana ini tidak hanya untuk kaum laki-laki saja, kaum perempuanpun dibolehkan melakukannya, yang penting aman dan terjaga dari fitnah.
c.       Waktu pelaksanaan shalat gerhana adalah ketika proses gerhana mulai terjadi hingga gerhana selesai. Jika ketika shalat gerhananya selesai, maka lanjutkan shalat dengan mempercepat shalatnya. Jika selesai shalat gerhana, proses gerhana masih berlangsung, maka tidak perlu melanjutkan shalat lagi, cukup membaca doa dan istigfhar yang banyak. Jika tidak sempat shalat saat terjadi gerhana, maka tidak disunahkan melakukan qada atasnya.
Berdasarkan apa yang khatib paparkan di atas, marilah pada kesempatan ini kita banyak-banyak berdzikir mengingat Allah, beristighfar memohon ampunan kepada Allah dengan mengharap agar keimanan dan keislaman kita tetap terjaga sampai hari akhirat kelak.
Akhirnya marilah kita tutup khutbah ini dengan berdoa kepada-Nya
الحمد لله رب العالمين ....
اللهم صلى على سيدنا محمد ...
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات، و المؤمنين و المؤمنات، الأحياء منهم و الأموات، إنك سميع قريب مجيب الدعوات، ويا قاضي الحاجات
اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا، و أصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا، و أصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا، و اجعل الحياة زيادة لنا في كل خير، و اجعل الموت راحة لنا من كل شر
اللهم لا تدع لنا ذنبا إلا غفرته، ولا هما إلا فرجته، و لا عيبا إلا سترته، و لا مريضا إلا شفيته، ولا حاجة من حوائج الدنيا و الأخرة لك فيها رضى و لنا فيها الصلاح إلا قضيتها و يسرتها يا رب العالمين
أللهم أرنا الحق حقا و ارزقنا اتباعه، و أرنا الباطل باطلا و ارزقنا اجتنابه
اللهم أحينا بالإيمان، و أمتنا بالإيمان، و أدخلنا الجنة مع الإيمان
اللهم اغفر لنا و لإخواننا الذين سبقونا بالإيمان، و لا تجعل في قلوبنا غلا للذين أمنوا ربنا إنك الرؤوف الرحيم
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Sabtu, 15 Desember 2012

MOTIVASI DAN BELAJAR SISWA



MOTIVASI DAN BELAJAR SISWA



A.    PENDAHULUAN
Salah satu indikator keberhasilan pendidikan secara mikro di tataran pembelajaran level kelas adalah tatkala seorang guru mampu membangun motivasi belajar para siswanya. Jika siswa-siswa itu dapat ditumbuhkan motivasi belajarnya, maka sesulit apapun materi pelajaran atau proses pembelajaran yang diikutinya niscaya mereka akan menjalaninya dengan “enjoy” dan “pede”.
Tulisan ini mencoba mengangkat apa itu motivasi, belajar, dan pentingnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.

B.     PEMBAHASAN
Hakikat Motivasi
Kata motivasi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata motif. Kata ini merupakan kata yang sudah umum untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata ini sering diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, dengan kata lain motivasi dapat juga diartikan dengan daya penggerak.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia[1], motivasi adalah;
1.      Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
2.      Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu, tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Menurut Mc. Donald dalam Sardiman, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.[2] Pengertian ini mengandung tiga elemen penting;
1.      Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
2.      Motivasi ditandai dengan munculnya rasa (“feeling”) atau afeksi pada diri seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku siswa (manusia).
3.      Motivasi dapat dirangsang dengan adanya tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri siswa (manusia), tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Dari ketiga elemen di atas, dapat dipahami bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi ini akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berkaitan dengan persoalan kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudia bertindak malalukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.
Menurut Thomas M. Risk yang dikutip oleh Zakiyah Daradjat[3] bahwa motivasi adalah usaha yang didasari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri siswa yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar.
Pengertian di atas tidak jauh berbeda dengan pengertian yang diungkapkan oleh M. Ngalim Purwanto,[4] bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Dari banyak definisi motivasi yang telah diberikan oleh para ahli, dapat ditarik benang merahnya bahwa kesemua definsisi tersebut mengarah pada unsur dorongan dan keinginan. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan faktor pendorong seseorang untuk menggerakkan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi serta meningkatkan semangat sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Dan satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa motivasi ini bisa mengarah pada sesuatu yang positif dan bisa juga mengarah pada sesuatu yang negatif. Oleh karenanya, apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya. Ini berarti, apa pun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu. Jadi, setiap kegiatan yang dilakukan individu selalu ada motivasinya.
Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman[5], motivasi memiliki tiga fungsi;
1.      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.      Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.      Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang peserta didik yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Dalam dunia pendidikan, motivasi dapat dianggap sebagai suatu proses yang mengantarkan peserta didik kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan peserta didik dapat belajar. Sebagai proses, motivasi mempunyai fungsi antara lain :
1.      Memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik agar tetap berminat dan siaga.
2.      Memusatkan perhatian anak kepada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
3.      Membantu memahami kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang.[6]
Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua:
[1]   Motivasi Intrinsik,
Motivasi Intrinsik yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, tanpa ada paksaan atau dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Motivasi intrinsik menekankan bahwa peserta didik yang melakukan suatu usaha tertentu, karena kemauan peserta didik tersebut. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita, dan aspek lain yang secara internal melekat pada seseorang. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain.
Motivasi intrinsik biasanya dapat ditingkatkan dengan banyak cara, salah satunya dengan membuat peserta didik merasa tertarik dan tidak jenuh untuk melakukan proses belajar. Salah satu contohnya bisa dilakukan dengan guru sebagai pembimbing dan pendidika untuk mengajar dengan metode yang bervariasi, menarik, mengambil contoh kehidupan sehari-hari sesuai perkembangan belajar peserta didik. Adanya hal ini, siswa merasa selalu ingin tahu variasi belajar yang akan diberikan selanjutnya. Permainan-permainan seperti games, atau nonton video 17 Agustus, membuat tugas dengan bentuk kliping koran, itu semua dapat memunculkan dorongan belajar dari dalam diri peserta didik, agar peserta didik merasa pelajaran tidak kaku, menyenangkan, dan akan terus mengembangkan kreativitas peserta didik.
[2]   Motivasi Ekstrinsik.
Motivasi Ekstrinsik yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar diri pribadi seseorang, seperti kondisi lingkungan kelas/sekolah, adanya ganjaran berupa hadiah (reward) bahkan karena merasa takut oleh hukuman (punishment) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi). Motivasi jenis ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain dengan berbagai bentuknya, sehingga dengan kondisi tersebut akhirnya individu itu mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya, seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya. Peranan motivasi ekstrinsik ini menjadi penting sebagai penguat dan pendorong.
Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Menurut Hamzah[7], ada beberapa peranan penting motivasi dalam belajar, antara lain;
1.      Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar.
2.      Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.
3.      Menentukan ragam kembali terhadap rangsangan belajar.
4.      Menentukan ketekunan belajar.
Disamping itu, dalam kegiatan belajar peserta didik, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan menghasilkan prestasi yang baik.
Dengan demikian menumbuhkan motivasi belajar peserta didik adalah sesuatu yang penting karena intensitas motivasi seseorang pesera didik akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Hakikat Belajar
Belajar merupakan suatu istilah yang dalam kehidupan sehari-hari tidak asing lagi bagi semua orang, karena istilah iu sudah sangat dikenal, sehingga hampir tidak ada orang yang berusaha untuk mengartikannya secara pasti.
Ada yang berpendapat bahwa, belajar adalah kegiatan-kegiatan fisik atau badaniah semata, dan ada pula yang mengatakan bahwa belajar itu adalah kegiatan rohaniah (psikis). Pandangan seperti ini adalah pandangan yang kurang tepat, karena belajar itu sesungguhnya adalah semua kegiatan yang dapat merubah organisme yang ada pada diri seorang manusia.
Slameto mengemukakan pendapatnya, bahwa “Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.[8]
Apa yang dikemukakan oleh Slameto tersebut tidak jauh berbeda dengan W.H. Burton yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman, bahwa belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.[9]
Adapun menurut Skinner yang dikutip oleh Muhibin Syah, bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau suatu penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.[10] Sedangkan menurut Witting yang dikutip juga oleh Muhibin Syah,[11] bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
Perubahan tingkah laku yang baru akibat belajar tidak hanya menyangkut masalah pengetahuan saja, melainkan termasuk juga masalah kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian dan penyesuaian diri. Dengan kata lain, perubahan tingkah laku akibat belajar mencakup semua aspek organisme atau pribadi seseorang. Karena itu orang yang sudah belajar tidak sama lagi dengan sebelum ia melakukan kegiatan belajar. Sampai manakah perubahan tercapai, atau dengan kata lain berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada banyak faktor.
Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1.      Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual.
2.      Faktor dari luar individu itu yang disebut dengan faktor sosial.
Yang termasuk faktor individual diantaranya adalah: faktor kematangan/ pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.[12]
Dari beberapa pengertian belajar yang dikemukakan para ahli di atas, maka menjadi lebih jelas bahwa belajar bukan hanya sekedar memperoleh ilmu pengetahuan dari informasi yang diperoleh, akan tetapi belajar merupakan segala sesuatu yang dilakukan dengan sengaja dan melahirkan perubahan-perubahan terhadap semua aspek organisme manusia. Dan bila dikaitkan dengan pendidikan, maka istilah belajar ini adalah key term (kata kunci) yang paling vital dalam usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan.[13]

Motivasi Belajar dan Urgensinya.
Dari paparan di atas, dapat dipahami bahwa motivasi belajar adalah suatu hal yang membuat individu ingin melakukan hal yang ingin dicapai, sesuatu yang membuat individu tersebut tetap ingin melakukannya dan membantu individu dalam menyelesaikan tugas-tugas akademiknya.
Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi berperan amat penting sebagai langkah awal yang akan memacu aktivitas-aktivitas berikutnya. Dengan motivasi, seseorang berupaya memusatkan pikiran, perasaan emosional atau segi fisik dan unsur psikisnya kepada sesuatu yang menjadi tumpuan perhatiannya.
Motivasi tersebut dapat menjadi faktor penentu keberhasilan belajar peserta didik. Kecenderungan saat ini, motivasi peserta didik dalam belajar agama masih perlu ditingkatkan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca, menulis, dan berkarya dalam bidang keagamaan hanya terjadi pada sebagian kecil peserta didik.[14]
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting, karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong peserta didik untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar, seorang peserta didik akan berhasil jika mempunyai motivasi yang bagus untuk belajar.
Dalam memberikan motivasi, seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian peserta didik kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri peserta didik, maka akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pendidik, diantaranya adalah;
a.       Pernyataan penghargaan secara verbal.[15]
b.      Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.[16]
c.       Menimbulkan rasa ingin tahu.[17]
d.      Memunculkan sesuatu yang tidak terduga oleh peserta didik.
e.       Menggunakan materi yang dikenal peserta didik sebagai contoh dalam belajar.
f.       Menggunakan simulasi dan permainan.
g.      Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum.
h.      Membuat suasana persaingan[18] yang sehat diantara peserta didik.
i.        Memberikan contoh yang positif, dan lain sebagainya.[19]
Jelaslah sudah pentingnya motivasi belajar bagi siswa. Ibarat seseorang menjalani hidup dan kehidupannya, tanpa dilandasi motivasi maka hanya kehampaanlah yang diterimanya dari hari ke hari. Tapi dengan adanya motivasi yang tumbuh kuat dalam diri seseorang maka hal itu akan merupakan modal penggerak utama dalam melakoni dunia ini hingga nyawa seseorang berhenti berdetak. Begitu pula dengan siswa, selama ia menjadi pembelajar selama itu pula membutuhkan motivasi belajar guna keberhasilan proses pembelajarannya.

C.    PENUTUP
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah faktor yang mendorong seseorang (baik intrinsik maupun ekstrinsik), untuk menggerakkan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi serta meningkatkan semangat sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai, baik yang positif maupun negatif.
Adapun belajar pada hakikatnya adalah sebuah proses yang dilakukan dan mengarah pada perubahan yang terjadi pada individu. Seseorang dapat dikatakan belajar bila terjadi perubahan pada dirinya, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Motivasi dalam kegiatan belajar mengajar menjadi sangat penting, karena motivasi tersebut dapat menjadi faktor penentu keberhasilan peserta didik. Oleh karenanya seorang pendidik harus bisa mengerahkan segala kemampuannya untuk membangun motivasi peserta didik agar proses belajar mengajar menjadi sesuatu yang menyenangkan dan selalu dinanti-nantikan oleh peserta didik.



Daftar Pustaka

B. Uno, Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta; Bumi Aksara, 2011

Daradjat, Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995

Mulyana, Rohmat, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta, 2004

Poerwadiminta, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan, 1999

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993
______________ , Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010

_____________ , Psikologi Belajar, Jakarta: Logos, 1999

_____________ , Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995

Uzer Usman, Moh., Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990



[1] W.J.S. Poerwadiminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan, 1999), h. 666
[2] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2011), h. 74.
[3] Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 140
[4] M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h. 71
[5] Sardiman, Op.cit, h. 84-85
[6] Zakiyah Daradjat, Op.cit, h. 141
[7] Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta; Bumi Aksara, 2011), h. 27
[8] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta; Rineka Cipta, 2010), h. 2
[9] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990) h. 2
[10] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h. 85
[11] Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h. 61
[12] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2010), h. 102
[13] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2010), h. 93
[14] Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2004)
[15] Penghargaan secara verbal ini biasanya dalam bentuk pujian. Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, atau mendapatkan nilai tertinggi, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini menjadi motivasi yang baik, maka pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta dapat membangkitkan harga diri.
[16] Nilai ini biasanya dalam bentuk angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Pada kenyataannya banyak siswa belajar, yang utamanya justru untuk mencapai angkat atau nilai yang baik dan bukan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
[17] Setiap peserta didik memiliki rasa ingin tahu, maka guru perlu memotivasi dengan pertanyaan di luar kebiasaan atau tugas yang menantang disertai penguatan bahwa peserta didik pasti mampu melakukannya. Dengan demikian hal tersebut menjadi salah satu cara yang positif untuk memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
[18] Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individu maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan dalam dunia industry dan perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
[19] Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta; Bumi Aksara, 2011), h. 34-37