Kamis, 09 Mei 2013

GERHANA MATAHARI & BULAN DALAM TINJAUAN SYARIAT ISLAM






الحمد لله الذي جعل الشمس ضياء و القمر نورا و قدره منازل لتعلموا عدد السنين و الحساب
أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، الذي بلغ الرسالة، وأدى الأمانة، ونصح للأمة، و جاهد في الله حق جهاده، وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هالك,
اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد،
فيا عباد الله اوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون.
قال الله تعالى في محكم التنزيل، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا الله َحَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Segala puji bagi Allah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw, yang telah menjadi suri tauladan yang nyata dalam setiap dimensi kehidupan, agar kita selamat di dunia dan akhirat.
Pada saat ini kita semua mengalami sebuah fenomena alam, yaitu terjadinya gerhana matahari. Berdasarkan informasi yang dapat dihimpun melalui berbagai media cetak maupun elektronik, khususnya BMKG yang salah satu tupoksinya adalah mengamati posisi bulan dan matahari menjelaskan bahwa akan terjadi Gerhana Matahari Cintin pada tanggal 9-10 Mei 2013. Untuk wilayah Indonesia terjadi pada tanggal 10 Mei 2013 hari ini. Dan khusus untuk wilayah Serang, menurut perhitungan BMKG hanya akan dapat melihat gerhana matahari bagian akhir pada pukul 6:24:49.
Sebagaimana telah disyariatkan dalam ajaran Islam, setiap kali terjadi peristiwa gerhana, baik bulan maupun matahari disunatkan melaksanakan shalat gerhana.
Peristiwa ini hendaknya kita jadikan sebagai peringatan untuk meningkatkan taqwa kepada Allah swt, Tuhan yang mengatur segala keadaan dan kejadian, Dzat Yang Maha kuasa yang kekuasaan-Nya tidak dapat dibatasi oleh siapapun dan kekuatan manapun. Sudah seharusnya kita sebagai makhlukNya untuk menghamba dan mengabdi hanya kepadaNya, tiada tempat berlindung dan meminta pertolongan kecuali kepadaNya. Untuk itu marilah kita jauhkan segala keangkuhan, kesombongan, dan segala macam perbuatan yang mendorong ke arah pensekutuan kepada-Nya. Dengan bekal taqwa inilah yang akan mengantarkan kita kepada keselamatan dan kebahagiaan hakiki baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Luqman ; 29)
Kita telah menyaksikan betapa Allah menjadikan alam seisinya, mengatur peredaran waktu, pergantian siang dan malam, kerapian peredaran seluruh benda langit yang tak terhingga jumlahnya tanpa terjadi benturan antara satu dengan yang lainnya, semua itu memberi pelajaran bagi hambanya untuk senantiasa berfikir mengambil hikmah atas seluruh peristiwa yang terjadi di alam semesta.
Sudah menjadi tugas manusia yang diberi karunia akal fikiran untuk memahami ayat-ayat kauniah yang banyak berbicara tentang alam semesta. Meskipun memiliki bekal yang sangat terbatas, manusia harus mencoba memahami sesuai dengan kemampuannya. Berkaitan dengan ciptaan Allah di seluruh jagad raya ini secara jelas disebutkan dalam Al-Qur’an, misalnya dalam surat Ali Imran ayat 190:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. Ali Imran ; 190)
Sebagai seorang muslim, selain kita melihat gerhana matahari ini sebagai peristiwa alam, kita juga harus meniliknya dari sudut pandang syariat sebagaimana yang dijelaskan dari beberapa Hadits Rasulullah Saw.
Ada beberapa catatan penting yang berkaitan dengan gerhana matahari;
1.       Fenomena alam biasa
Gerhana matahari dan bulan sesungguhnya hanyalah fenomena alam biasa yang dapat diperhitungkan secara alamiah, kapan dan di mana akan terjadi, yang dalam tinjauan Islam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah, dan bukan karena kematian atau kehidupan seseorang, serta bukan karena mitos-mitos, seperti mitos yang berkembang di masyarakat kita. Hal ini sebagaimana Hadits yang diriwayat­kan oleh Imam Bukhori dan Muslim, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
إن الشمس و القمر آيتان من آيات الله عز و جل لا ينخسفان لموت أحد و لا لحياته فإذا رأيتموهما فافزعوا إلى الصلاة (رواه البخاري و مسلم)
Artinya: "Sesungguhnya matahari dan bulan tidaklah terjadi gerhana karena kematian seseorang dan bukan pula karena lahirnya seseorang. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tanda di antara tanda-tanda (kekuasaan) Allah. Apabila kalian melihatnya, maka laksanakanlah shalat." (HR. Bukhari dan Muslim) dalam riwayat yang lain dikatakan maka berdzikirlah kalian kepada Allah.
Memang dalam sejarahnya, Ibrahim (putera Nabi Muhammad) meninggal pada saat terjadi gerhana, sehingga orang-orang mengira gerhana itu terjadi karena kematian anaknya. Itulah keyakinan jahiliyah yang masih ada dahulu. Lantas Rasulullah menegaskan hal tersebut dalam khutbah­nya untuk menepis pandangan yang berkembang di masyarakat saat itu.
2.       Melakukan shalat, memperbanyak dzikir dan istighfar.
Oleh karena itu, yang perlu kita lakukan sebagai seorang muslim adalah melakukan shalat, serta memperbanyak dzikir, sedekah dan istighfar (meminta ampun kepada-Nya), bukan seperti yang dilakukan sebagian kalangan yang sibuk mengabadikan gerhana matahari tanpa melakukan shalat dan mengambil hikmah darinya.
Dalam sebuah Hadits Rasulullah diungkapkan
عن عائشة قالت : خسفت الشمس في حياة النبي، فخرج رسول الله إلى المسجد فقام و كبر و صف الناس وراءه، فاقترأ قراءة طويلة، ثم كبر فركع ركوعا طويلا هو أدنى من القراءة الأولى، ثم رفع رأسه فقال: سمع الله لمن حمده، ربنا و لك الحمد، ثم قام فاقترأ قراءة طويلة هي أدنى من القراءة الأولى، ثم كبر فركع ركوعا هو أدنى من الركوع الأول ثم قال : سمع الله لمن حمده، ربنا و لك الحمد. ثم سجد ثم فعل في الركعة الأخرى مثل ذلك حتى استكمل أربع ركعات و أربع سجدات و انجلت الشمس قبل أن ينصرف ثم قام فخطب الناس فأثنى على الله بما هو أهله ثم قال : إن الشمس و القمر آيتان من آيات الله عز و جل لا ينخسفان لموت أحد و لا لحياته فإذا رأيتموهما فافزعوا إلى الصلاة (رواه البخاري و مسلم)
Aisyah berkata: terjadi gerhana matahari dalam kehidupan Nabi, kemudian Rasulullah pergi keluar menuju masjid melakukan shalat dan orang berbaris di belakangnya, kemudian Rasulullah membaca bacaan yang panjang, kemudian takbir dan ruku yang panjang lebih pendek dari bacaan pertama, kemudian mengangkat kepalanya dan berkata: Allah mendengar orang yang memuji-Nya, Ya Allah Tuhan kami dan bagi-Mu lah segala pujian, kemudian Rasulullah berdiri lagi dan membaca bacaan yang panjangnya lebih pendek dari bacaan pertama, dan kemudian takbir dan ruku yang panjangnya lebih pendek dari ruku pertama. dan kemudian berkata: Allah mendengar orang yang memuji-Nya, Ya Allah Tuhan kami dan bagi-Mu lah segala pujian. Kemudian Rasulullah sujud, dan melakukan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama sehingga sempurnalah empat ruku dan empat sujud dalam satu raka’at sampai tampak jelaslah matahari sebelum selesai. Kemudian Rasulullah berkhutbah: Matahari dan bulan adalah dua dari ayat-ayat Allah (Tuhan) gerhana terjadi bukan untuk kematian dan tidak pula kehidupan seseorang, maka jika kalian melihatnya maka segelah mendirikan shalat (HR Bukhari dan Muslim) dan hadits-hadits lain semakna dengan itu.
Hadits tersebut menjelaskan kepada kita tentang tata cara shalat gerhana, yang terdiri dari dua rakaat, dan setiap rakaat terdiri dari dua ruku dan sujud dengan anjuran bacaan dan ruku yang panjang. Namun hal tersebut hendaknya tetap mempertimbangkan kondisi serta kemampuan yang ada.
Berkaitan dengan teknis pelaksanaan shalat gerhana yang lain adalah;
a.       Hukum shalat gerhana itu sendiri adalah sunnah sebagaimana diungkapkan para ulama berdasarkan hadits-hadits Rasulullah Saw.
b.      Berkaitan dengan perempuan, dalam hadits yang lain diungkapkan bahwa shalat gerhana ini tidak hanya untuk kaum laki-laki saja, kaum perempuanpun dibolehkan melakukannya, yang penting aman dan terjaga dari fitnah.
c.       Waktu pelaksanaan shalat gerhana adalah ketika proses gerhana mulai terjadi hingga gerhana selesai. Jika ketika shalat gerhananya selesai, maka lanjutkan shalat dengan mempercepat shalatnya. Jika selesai shalat gerhana, proses gerhana masih berlangsung, maka tidak perlu melanjutkan shalat lagi, cukup membaca doa dan istigfhar yang banyak. Jika tidak sempat shalat saat terjadi gerhana, maka tidak disunahkan melakukan qada atasnya.
Berdasarkan apa yang khatib paparkan di atas, marilah pada kesempatan ini kita banyak-banyak berdzikir mengingat Allah, beristighfar memohon ampunan kepada Allah dengan mengharap agar keimanan dan keislaman kita tetap terjaga sampai hari akhirat kelak.
Akhirnya marilah kita tutup khutbah ini dengan berdoa kepada-Nya
الحمد لله رب العالمين ....
اللهم صلى على سيدنا محمد ...
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات، و المؤمنين و المؤمنات، الأحياء منهم و الأموات، إنك سميع قريب مجيب الدعوات، ويا قاضي الحاجات
اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا، و أصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا، و أصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا، و اجعل الحياة زيادة لنا في كل خير، و اجعل الموت راحة لنا من كل شر
اللهم لا تدع لنا ذنبا إلا غفرته، ولا هما إلا فرجته، و لا عيبا إلا سترته، و لا مريضا إلا شفيته، ولا حاجة من حوائج الدنيا و الأخرة لك فيها رضى و لنا فيها الصلاح إلا قضيتها و يسرتها يا رب العالمين
أللهم أرنا الحق حقا و ارزقنا اتباعه، و أرنا الباطل باطلا و ارزقنا اجتنابه
اللهم أحينا بالإيمان، و أمتنا بالإيمان، و أدخلنا الجنة مع الإيمان
اللهم اغفر لنا و لإخواننا الذين سبقونا بالإيمان، و لا تجعل في قلوبنا غلا للذين أمنوا ربنا إنك الرؤوف الرحيم
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.